Rabu, 12 Juni 2024

SIAPA SASARAN DAKWAH KITA?

 SIAPA SASARAN DAKWAH KITA?


KODI DKI Jakarta

Oleh: SUNARDIN


           a.      Latar Belakang
Dinamika masyarakat Islam di Indonesia telah menjadi fenomena tersendiri. Berbagai permasalahan keummatan terjadi silih berganti, datang dan pergi. Masalah-masalah keummatan yang didasarkan dari aspek sosiologis hingga aspek permasalahan akidah mudah didapatkan ditubuh ummat Islam belakangan ini. Ummat saat ini membutuhkan bimbingan yang benar dalam hidup mereka dan mengarahkan kembali untuk dapat mengentaskan solusi permasalahan yang dihadapinya. Terjadinya banyak permasalahan ummat masyarakat Islam  tak dapat dipungkiri bahwa hal itu memiliki keterkaitan dengan para pendakwah yang berkualitas atau mungkin sasaran dakwah ini belum dimaksimalkan,  adanya berbagai permasalahan keummatan yang terjadi tak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban tugas mulia yaitu dakwah ilallah.
Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, muncullah praktek-peraktek kotor seperti nepotisme, korupsi, dan masih banyak masalah lainnya yang menyebabkan penampilan mutu umat Islam yang amat rendah. Sehingga hal ini lah yang menjadi pekerjaan rumah bagi para pendakwah di zaman modern sekarang ini.
Dalam situasi masyarakat masa kini yang mengikuti alur perkembangan dalam era globalisasi, dakwah perlu digerakkan sebagai membimbing manusia ke jalan yang benar[1]. Oleh karena itu, setiap individu Muslim perlu bergandengan bahu untuk sama-sama melaksanakan dakwah, menyampaikan ajaran Islam serta memberikan kesadaran mengenai ketinggian Islam bagi mewujudkan masyarakat muslim yang terbaik. 
Dakwah merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan Islam. Ajaran-ajaran Islam yang dianut oleh manusia di berbagai belahan dunia merupakan bukti paling kongkrit dari aktivitas dakwah yang dilakukan selama ini. Signifikansi dakwah ini akan terus berlangsung sampai akhir zaman, sebab dakwah merupakan usaha sosialisasi dan internalisasi ajaran-ajaran islam ke dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia. Dakwah selalu hadir memberikan solusi-alternatif terhadap berbagai problem keummatan.
Sebagai seorang muslim dakwah adalah kewajiban. Tanpa proses dakwah islam tidak akan tersebar Luas. Keadilan, dan kebenaran tidak akan tegak dimuka bumi. Karena dakwah sangat penting, maka Nabi menilai orang yang hanya mampu berdoa ketika melihat kemunkaran disebut selemah-lemah iman[2]. Maka dari itu sebagai seorang muslim perlu mengetahui seluk beluk dakwah. Mulai dari hakekat, dasar hukum, materi, sistematika, hingga kepada siapa sasaran kita berdakwah. Semakin baik pemahan terhadap dakwah, maka seseorang dapat memosisikan diri dalam dunia dakwah. Akan berperan dalam hal apa? sebab dakwah tidak hanya tugas para ustadz/ustadzah di PKM Provinsi DKI saja, atau mahasiswa jurusan agama Islam saja, melainkan tugas sebagai seorang muslim. Selama masih menyandang gelar sebagai seorang muslim, maka kewajiban dakwah itu harus di jalankan.
Mengingat dakwah merupakan manifestasi dari kesadaran spiritual dalam bentuk ikhtiar muslim untuk mewujudnyatakan ajaran-ajaran Islam, maka diperlukan pemahaman yang tuntas dan komprehensif mengenai sasaran dakwah itu sendiri. pemahaman tentang sasaran dakwah sangat diperlukan sebab merupakan landasan filosofis dan normatif untuk menggerakkan dakwah seiring dengan tingkat dinamika sosial kemasyarakatan terutama dakwah dalam masyarakat modern saat ini
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis lebih fokuskan pembahasan ini mengenai “Siapa Sasaran Dakwah Kita?”
    b.      Pengertian Dakwah

   Dakwah menurut bahasa yaitu Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata:  دعا  يدعو -دعوة (daa, yadu, dawatan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. dan dakwah menurut istilah yaitu Dakwah menurut istilah yaitu mengajak manusia kepada jalan Allah SWT (sistem islam) secara menyeluruh; baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dengan realitas kehidupan pribadi (syahsiyah), keluarga (usrah) dan masyarakat (jama’ah) dalam segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah. 

Dakwah adalah agen perubahan, dan pembaharuan manusia yang mutlak dilakukan.  Dakwah adalah suatu aktifitas yang berorientasi pada pengembangan masyarakat muslim [3]. Dalam pengertian agama, dakwah mengandung arti panggilan dari Allah dan Nabi untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu kedalam segala aspek kehidupan.

Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah adalah menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu, dengan proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah[4]. Hal ini dikarenakan Islam adalah dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah dan mengentaskan segala permasalahan yang timbul di masyarakat indonesia.

Dari definisi di atas paling tidak dapat diambil kesimpulan tentang dakwah: a. Dakwah itu adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana, b. Usaha dakwah itu adalah untuk memperbaiki situasi yang lebih baik   dengan mengajak manusia untuk selalu ke jalan Allah SWT, c. Proses penyelengaraan itu adalah untuk mencapai tujuan yang  bahagia dan sejahtera, baik di dunia maupun akhirat.

Sedangkan Objek/sasaran dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang yang dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap manusia tanpa membedakan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, warna kulit, dan lain sebagainya, adalah sebagai objek dakwah. Hal ini sesuai dengan sifat keuniversalan dari agama Islam dan tugas kerisalahan Rasulullah.


c.       Bagaiman Berdakwah

Al-Quran telah menyebutkan berbagai tehnik atau metode dakwah yang sesuai dengan karakter manusia. Yaitu dengan hikmah, dengan nasehat yang baik, dengan dialog yang baik, dan dengan kekuatan. Dalam praktiknya penggunaan metode tersebut harus sesuai dengan urutannya. Nasehat yang baik harus sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disamping itu perlu disertai penjelasan yang benar dan landasan dalil-dalil yang efektif dan semua itu harus dilakukan dengan penuh bijaksana.bertitik tolak dari firman Allah SWT. Dalam surat An-Nahl :125, yang secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian:

1. Hikmah (Bijaksana); Hikmah artinya segala sikap, Dakwak dalam ucap dan tindakan yang dilakukan berdasarkan yang benar karena didorong oleh rasa keadilan serta pertimbangan yangi seksama sambil memperhatikan situasi dan kondisi medan serta sasaran ddaam mencapai tujuan.

2. Mau'izhah Hasanah (nasehat yang baik); Mau'izhah Hasanah yaitu tutur kata, pendidikan dan nasehat yang baik-baik. da'wah dengan Mau'izhah Hasanah ini adalah yang paling mudah dilakukan dan paling cepat sampai pada sasaran serta  paling murah biayanya, karena yang digunakan obyek da'wah hanyalah indra pendengaran dan indra penglihatan. Beberapa contoh Mauizhah Hasanah dapat berupa kegiatan: kunjungan keluarga, Sarasehan, penataran atau kursus-kursus, pengajian berkala di masjid ta'lim, ceramah, tabligh penyuluhan, dan Iain-lain.

3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Berdiskusi); yaitu bertukar fikiran dengan baik, mengindahkan kode etik atau kesopanan dan bukan untuk mencari kemenangan dan popularitas melainkan untuk mencari mutiara kebenaran. Bentu c-bentuk Mujadalah Billatii Hiya Ahsan diantaranya, misalnya adalah panel Diskusi, seminar, dialog, loka karya, debat, dan lain sebagainya.

Dalam praktiknya penggunaan metode tersebut harus sesuai dengan urutannya. Nasehat yang baik harus sesuai dengan situasi dan kondisinya. Disamping itu perlu disertai penjelasan yang benar dan landasan dalil-dalil yang efektif dan semua itu harus dilakukan dengan penuh bijaksana.
Metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan melalui pendekatan individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di bukit Shafa. Kemudian berkembang melalui pen­dekatan kolektif seperti yang dilakukan saat ber­dakwah ke Thaif dan pada musim haji.

Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu hukum­nya fardhu kifayah, dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi yang didiami para dai dan muballigh. Artinya, jika pada satu kawasan sudah ada yang melakukan dakwah, maka dakwah ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jika dalam satu kawasan tidak ada orang yang melakukan dakwah pada­hal mereka mampu, maka seluruh penghuni kawasan itu berdosa di mata Allah. Dengan demikian sebenarnya dakwah merupakan kewajiban dan tugas setiap individu. Hanya dalam pelaksana­annya disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi di lapangan.

Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah, karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada Allah SWT. Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak terputus sepanjang masa.

d.      Sasaran Dakwah

Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW sangat luas, mencakup semua bidang kehidupan manusia. Tak hanya soal fikih dan ibadah, namun ajaran Islam juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dakwah atau menyuruh kepada yang ma’ruf merupakan salah satu prasyarat dalam membangun khairu ummah (umat pilihan). Pada dasarnya, setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah an-Nahl ayat 125:

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥

   Artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(al-Nahl:125)

 Ayat diatas jelas menunjukkan bahwa berdakwah merupakan perintah Allah SWT kepada umatnya, dan perintah Allah SWT  itu wajib untuk dikerjakan. Masih banyak firman-firman Allah SWT yang menjelaskan tentang kewajiban berdakwah.Terdapat dalam surat Al-Imran ayat 104 yang artinya ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (Q.S. Ali Imran, 3 : 104).

 Maksud ayat yang diatas yaitu jadilah kamu sekelompok orang dari umat yang melaksanakan kewajiban dakwah. Kewajiban dakwah berlaku bagi setiap muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. ”Siapa pun yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau tidak mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya, kalau tidak mampu hendaklah mengubah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhori Muslim).

Maka dari itu, kita sebagai kaum muslimin harus tahu bahwa dakwah untuk menegakkan ajaran-ajaran Allah SWT merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT dan juga menjadi tanggung jawab yang harus dipikul oleh kaum muslimin seluruhnya. Artinya setiap muslim dituntut untuk berdakwah sesuai kemampuannya dan peluang yang dimilikinya. Oleh sebab itu wajiblah bagi kita untuk senantiasa bersemangat dan berpartisipasi dalam berdakwah menyebarkan Islam ke mana pun kita menuju dan di mana saja kita berada.

Berangkat dari penjelasan tersebut bahwa objek dan Sasaran dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah. Mereka membutuhkan pengajaran dan pembinaan yang mampu membimbing langkah maupun pergaulan sehari-hari.

Objek/sasaran dakwah atau disebut dengan Mad'u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua manusia tanpa pandang buluh, sebagaimana firman ALLAH SWT, Sumber utama yang menjadi dasar bagi sasaran dakwah adalah ayat berikut ini:[5]
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imron: 110).
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Q. S. Fushshilat: 33).
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya: “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Luqman: 17).

Berdasarkan ayat-ayat diatas  dapat dipahami bahwa objek dakwah atau sasaran dakwah secara umum adalah seluruh manusia, dan objek dakwah secara khusus dapat ditinjau dari berbagai aspek. Secara khusus sebagai berikut :
1.    Aspek usia : anak-anak, remaja dan orang tua
2.    Aspek kelamin : Laki-laki dan Perempuan
3.    Aspek agama : Islam dan kafir atau non muslim
4.    Aspek sosiologis : masyarakat terasing, pedesaan, kota keci dan kota besar, serta masyarakat marjinal dari kota besar
5.    Aspek struktur kelembagaan : Priyayi, abangan dan santri
6.    Aspek ekonomi : Golongan kaya, menengah,dan miskin
7.    Aspek mata pencaharian : Petani,peternak, pedagang,nelayan,pegawai,dll
8.    Aspek khusus : Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna rungu, tuna wisma
9.    Aspek komunitas masyarakat seniman, baik musik, seni lukis, seni pahat, seni tari, dll
e.       Tujuan 

Sebagai bagian dari kegiatan dakwah Islam tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah mempunyai tujuan menyampaikan kebenaran ajaran yang ada dalam al-Qur’an-al-Hadits dan mengajak manusia untuk mengamalkanya. Tujuan dakwah ini dapat dibagi menjadi, tujuan yang berkaitan dengan materi dan objek dakwah.38 Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia. Sedangkan tujuan dakwah dilihat dari aspek materi, menurut Masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliput: Pertama, tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia. Kedua, tujuan hukum, aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia yang mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Ketiga, tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan berakhlakul karimah.

f.       Penutup
 Pada pembahasan ini adapun Objek/sasaran dakwah atau disebut dengan Mad'u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua manusia tanpa pandang buluh.  Sasaran dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah.

SUMBER RUJUKAN
Kementrian Agama RI, Syaamil al-Qur’an: 2010. Miracle The Reference, 22 Keunggulan Yang Memudahkan dalam 1 al-Qur’an Dengan Referensi yang Sahih, Lengkap, dan Komprehensif  (Bandung: Sygma Publishing).
 M.Munir   Wahyu Ilahi 2012Manajemen Dakwah, Jakarta : Prenada Media
Abdurrahman.2013. Dakwa Sesuai dengan kemampuanSumber: https://rumaysho.com/2389-b.htm
Fidian Rahman Kemampuan Berdakwah, Sumber.  http://remajasampit.blogspot.co.id/2012/04/ .
  Muhamad Sulthon. 2003. Desain Ilmu Dakwah. Pustaka Pelajar. Semarang.
  Acep Aripudin , 2011Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers,




[1] M.Munir   Wahyu Ilahi. 2012Manajemen Dakwah, Jakarta : Prenada Media, hal.23
[2] Fidian Rahman Kemampuan Berdakwah, Sumber.  http://remajasampit.blogspot.co.id/2012/04/ 
[3] Muhamad Sulthon. Desain Ilmu Dakwah. Pustaka Pelajar. Semarang. 2003. Hal. 13
[4] Acep Aripudin , 2011Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers,), hlm. 113.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar