KODI Provinsi DKI Jakarta
SIAPA SASARAN DAKWAH KITA?
Oleh: SUNARDIN
a. Latar Belakang
Dinamika
masyarakat Islam di Indonesia telah menjadi fenomena tersendiri. Berbagai
permasalahan keummatan terjadi silih berganti, datang dan pergi.
Masalah-masalah keummatan yang didasarkan dari aspek sosiologis hingga aspek
permasalahan akidah mudah didapatkan ditubuh ummat Islam belakangan ini. Ummat
saat ini membutuhkan bimbingan yang benar dalam hidup mereka dan mengarahkan
kembali untuk dapat mengentaskan solusi permasalahan yang dihadapinya. Terjadinya
banyak permasalahan ummat masyarakat Islam tak dapat dipungkiri bahwa hal itu
memiliki keterkaitan dengan para pendakwah yang berkualitas atau mungkin sasaran dakwah ini belum dimaksimalkan, adanya berbagai permasalahan keummatan
yang terjadi tak terlepas dari faktor para da’i yang mengemban tugas mulia
yaitu dakwah ilallah.
Masyarakat
modern merupakan masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai
orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa
kini. Kebiasaan dari masyarakat modern adalah mencari hal-hal mudah, sehingga
penggabungan nilai-nilai lama dengan kebudayaan birokrasi modern diarahkan
untuk kenikmatan pribadi. Sehingga, muncullah praktek-peraktek kotor seperti
nepotisme, korupsi, dan masih banyak masalah lainnya yang menyebabkan penampilan mutu umat Islam yang amat
rendah. Sehingga hal ini lah yang menjadi pekerjaan rumah bagi para
pendakwah di zaman modern sekarang ini.
Dalam situasi
masyarakat masa kini yang mengikuti alur perkembangan dalam era
globalisasi, dakwah perlu digerakkan sebagai membimbing manusia ke jalan
yang benar[1]. Oleh karena itu,
setiap individu Muslim perlu bergandengan bahu untuk sama-sama melaksanakan dakwah,
menyampaikan ajaran Islam serta memberikan kesadaran mengenai ketinggian Islam
bagi mewujudkan masyarakat muslim yang terbaik.
Dakwah merupakan
bagian tak terpisahkan dari sejarah perkembangan Islam. Ajaran-ajaran Islam
yang dianut oleh manusia di berbagai belahan dunia merupakan bukti paling
kongkrit dari aktivitas dakwah yang dilakukan selama ini. Signifikansi dakwah
ini akan terus berlangsung sampai akhir zaman, sebab dakwah merupakan usaha
sosialisasi dan internalisasi ajaran-ajaran islam ke dalam berbagai aspek
kehidupan umat manusia. Dakwah selalu hadir memberikan solusi-alternatif
terhadap berbagai problem keummatan.
Sebagai seorang muslim dakwah adalah
kewajiban. Tanpa proses dakwah islam tidak akan tersebar Luas. Keadilan, dan
kebenaran tidak akan tegak dimuka bumi. Karena dakwah sangat penting, maka Nabi
menilai orang yang hanya mampu berdoa ketika melihat kemunkaran disebut
selemah-lemah iman[2].
Maka dari itu sebagai seorang muslim perlu mengetahui seluk beluk dakwah. Mulai
dari hakekat, dasar hukum, materi, sistematika, hingga kepada siapa sasaran
kita berdakwah. Semakin baik pemahan terhadap dakwah, maka seseorang dapat
memosisikan diri dalam dunia dakwah. Akan berperan dalam hal apa? sebab dakwah
tidak hanya tugas para ustadz/ustadzah di PKM Provinsi DKI saja, atau mahasiswa
jurusan agama Islam saja, melainkan tugas sebagai seorang muslim. Selama masih
menyandang gelar sebagai seorang muslim, maka kewajiban dakwah itu harus di
jalankan.
Mengingat dakwah
merupakan manifestasi dari kesadaran spiritual dalam bentuk ikhtiar muslim untuk
mewujudnyatakan ajaran-ajaran Islam, maka diperlukan pemahaman yang tuntas dan
komprehensif mengenai sasaran dakwah itu sendiri. pemahaman tentang sasaran dakwah sangat
diperlukan sebab merupakan landasan filosofis dan normatif untuk menggerakkan
dakwah seiring dengan tingkat dinamika sosial kemasyarakatan terutama dakwah dalam masyarakat modern saat ini.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka
penulis lebih fokuskan pembahasan ini mengenai “Siapa Sasaran Dakwah Kita?”
b. Pengertian
Dakwah
Dakwah menurut bahasa yaitu
Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam
bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata: دعا – يدعو -دعوة (da’a, yad’u, da’watan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. dan dakwah
menurut istilah yaitu Dakwah menurut istilah yaitu mengajak manusia kepada
jalan Allah SWT (sistem islam) secara menyeluruh; baik dengan lisan, tulisan,
maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan nilai-nilai ajaran
Islam dengan realitas kehidupan pribadi (syahsiyah), keluarga (usrah) dan
masyarakat (jama’ah) dalam segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud
khairul ummah.
Dakwah adalah agen perubahan, dan pembaharuan manusia yang mutlak
dilakukan. Dakwah adalah
suatu aktifitas yang berorientasi pada pengembangan masyarakat muslim [3]. Dalam pengertian agama, dakwah mengandung arti
panggilan dari Allah dan Nabi untuk umat manusia agar percaya kepada ajaran
Islam dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu kedalam segala aspek
kehidupan.
Sedangkan pengertian
dakwah menurut istilah adalah menyeru, memanggil, mengajak dan menjamu, dengan
proses yang ditangani oleh para pengembang dakwah[4]. Hal ini dikarenakan Islam adalah dakwah, artinya agama yang
selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah
dan mengentaskan segala permasalahan yang timbul di masyarakat indonesia.
Dari definisi di atas paling tidak dapat diambil kesimpulan tentang dakwah:
a. Dakwah itu adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana, b.
Usaha dakwah itu adalah untuk memperbaiki situasi yang lebih baik
dengan mengajak manusia untuk selalu ke jalan Allah SWT, c. Proses
penyelengaraan itu adalah untuk mencapai tujuan yang bahagia dan
sejahtera, baik di dunia maupun akhirat.
Sedangkan Objek/sasaran dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang
yang dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap manusia tanpa membedakan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendidikan, warna kulit, dan lain sebagainya, adalah sebagai objek dakwah. Hal
ini sesuai dengan sifat keuniversalan dari agama Islam dan tugas kerisalahan
Rasulullah.
c. Bagaiman
Berdakwah
Al-Quran telah menyebutkan berbagai tehnik atau metode dakwah yang sesuai
dengan karakter manusia. Yaitu dengan hikmah, dengan nasehat yang baik, dengan
dialog yang baik, dan dengan kekuatan. Dalam praktiknya penggunaan metode
tersebut harus sesuai dengan urutannya. Nasehat yang baik harus sesuai dengan
situasi dan kondisinya. Disamping itu perlu disertai penjelasan yang benar dan
landasan dalil-dalil yang efektif dan semua itu harus dilakukan dengan penuh
bijaksana.bertitik tolak dari firman Allah SWT. Dalam surat An-Nahl :125, yang
secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian:
1. Hikmah (Bijaksana);
Hikmah artinya segala sikap, Dakwak dalam ucap dan tindakan yang dilakukan
berdasarkan yang benar karena didorong oleh rasa keadilan serta pertimbangan
yangi seksama sambil memperhatikan situasi dan kondisi medan serta sasaran
ddaam mencapai tujuan.
2. Mau'izhah Hasanah (nasehat
yang baik); Mau'izhah Hasanah yaitu tutur kata, pendidikan dan nasehat yang
baik-baik. da'wah dengan Mau'izhah Hasanah ini adalah yang paling mudah
dilakukan dan paling cepat sampai pada sasaran serta paling murah
biayanya, karena yang digunakan obyek da'wah hanyalah indra pendengaran dan
indra penglihatan. Beberapa contoh Mauizhah Hasanah dapat berupa kegiatan:
kunjungan keluarga, Sarasehan, penataran atau kursus-kursus, pengajian berkala
di masjid ta'lim, ceramah, tabligh penyuluhan, dan Iain-lain.
3. Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Berdiskusi);
yaitu bertukar fikiran dengan baik, mengindahkan kode etik atau kesopanan dan
bukan untuk mencari kemenangan dan popularitas melainkan untuk mencari mutiara
kebenaran. Bentu c-bentuk Mujadalah Billatii Hiya Ahsan diantaranya, misalnya
adalah panel Diskusi, seminar, dialog, loka karya, debat, dan lain sebagainya.
Dalam praktiknya penggunaan metode tersebut
harus sesuai dengan urutannya. Nasehat yang baik harus sesuai dengan situasi
dan kondisinya. Disamping itu perlu disertai penjelasan yang benar dan landasan
dalil-dalil yang efektif dan semua itu harus dilakukan dengan penuh bijaksana.
Metode dakwah Rasulullah SAW pada awalnya dilakukan melalui pendekatan
individual (personal approach) dengan mengumpulkan kaum kerabatnya di
bukit Shafa. Kemudian berkembang melalui pendekatan kolektif seperti yang
dilakukan saat berdakwah ke Thaif dan pada musim haji.
Ada yang berpendapat bahwa berdakwah itu hukumnya fardhu kifayah,
dengan menisbatkan pada lokasi-lokasi yang didiami para dai dan muballigh.
Artinya, jika pada satu kawasan sudah ada yang melakukan dakwah, maka dakwah
ketika itu hukumnya fardhu kifayah. Tetapi jika dalam satu kawasan tidak ada
orang yang melakukan dakwah padahal mereka mampu, maka seluruh penghuni
kawasan itu berdosa di mata Allah. Dengan demikian sebenarnya dakwah merupakan
kewajiban dan tugas setiap individu. Hanya dalam pelaksanaannya disesuaikan
dengan kemampuan dan kondisi di lapangan.
Jadi pada dasarnya setiap muslim wajib melaksanakan dakwah Islamiyah,
karena merupakan tugas ‘ubudiyah dan bukti keikhlasan kepada
Allah SWT. Penyampaian dakwah Islamiyah haruslah disempurnakan dari satu
generasi ke generasi berikutnya, sehingga cahaya hidayah Allah SWT tidak
terputus sepanjang masa.
d. Sasaran
Dakwah
Ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW
sangat luas, mencakup semua bidang kehidupan manusia. Tak hanya soal fikih dan
ibadah, namun ajaran Islam juga menyangkut kehidupan sosial masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
Dakwah atau menyuruh kepada yang ma’ruf merupakan salah satu prasyarat
dalam membangun khairu ummah (umat pilihan). Pada dasarnya, setiap Muslim dan
Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim
maupun Non Muslim. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah an-Nahl
ayat 125:
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ
وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ
رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ
بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(al-Nahl:125)
Ayat diatas jelas menunjukkan bahwa berdakwah merupakan perintah
Allah SWT kepada umatnya, dan perintah Allah SWT itu wajib untuk
dikerjakan. Masih banyak firman-firman Allah SWT yang menjelaskan tentang
kewajiban berdakwah.Terdapat dalam surat Al-Imran ayat 104 yang artinya ”Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (Q.S. Ali
Imran, 3 : 104).
Maksud ayat yang diatas yaitu jadilah kamu sekelompok orang dari umat
yang melaksanakan kewajiban dakwah. Kewajiban dakwah berlaku bagi setiap
muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. ”Siapa pun yang
melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau tidak
mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya, kalau tidak mampu hendaklah mengubah
dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhori Muslim).
Maka dari itu, kita sebagai kaum muslimin harus tahu bahwa dakwah untuk
menegakkan ajaran-ajaran Allah SWT merupakan kewajiban yang diperintahkan oleh
Allah SWT dan juga menjadi tanggung jawab yang harus dipikul oleh kaum muslimin
seluruhnya. Artinya setiap muslim dituntut untuk berdakwah sesuai kemampuannya
dan peluang yang dimilikinya. Oleh sebab itu wajiblah bagi kita untuk
senantiasa bersemangat dan berpartisipasi dalam berdakwah menyebarkan Islam ke
mana pun kita menuju dan di mana saja kita berada.
Berangkat dari penjelasan tersebut bahwa objek dan Sasaran dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam
pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun
majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang
pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah. Mereka
membutuhkan pengajaran dan pembinaan yang mampu membimbing langkah maupun
pergaulan sehari-hari.
Objek/sasaran dakwah atau disebut dengan Mad'u adalah orang yang menjadi
sasaran dakwah, yaitu semua manusia tanpa pandang buluh, sebagaimana firman
ALLAH SWT, Sumber utama yang
menjadi dasar bagi sasaran dakwah adalah ayat berikut ini:[5]
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ
تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imron: 110).
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا
إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: “Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang
saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”
(Q. S. Fushshilat: 33).
وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Artinya: “Dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Luqman: 17).
Berdasarkan ayat-ayat diatas dapat dipahami bahwa objek dakwah atau sasaran dakwah secara umum adalah
seluruh manusia, dan objek dakwah secara khusus dapat ditinjau dari berbagai
aspek. Secara khusus sebagai berikut :
1. Aspek usia :
anak-anak, remaja dan orang tua
2. Aspek kelamin :
Laki-laki dan Perempuan
3. Aspek agama :
Islam dan kafir atau non muslim
4. Aspek sosiologis
: masyarakat terasing, pedesaan, kota keci dan kota besar, serta masyarakat
marjinal dari kota besar
5. Aspek struktur
kelembagaan : Priyayi, abangan dan santri
6. Aspek ekonomi :
Golongan kaya, menengah,dan miskin
7. Aspek mata
pencaharian : Petani,peternak, pedagang,nelayan,pegawai,dll
8. Aspek khusus :
Golongan masyarakat tuna susila, tuna netra, tuna rungu, tuna wisma
9. Aspek komunitas
masyarakat seniman, baik musik, seni lukis, seni pahat, seni tari, dll
e. Tujuan
Sebagai bagian dari kegiatan dakwah Islam
tentunya mempunyai tujuan. Secara hakiki dakwah mempunyai tujuan menyampaikan
kebenaran ajaran yang ada dalam al-Qur’an-al-Hadits dan mengajak manusia untuk
mengamalkanya. Tujuan dakwah ini dapat dibagi menjadi, tujuan yang berkaitan
dengan materi dan objek dakwah.38 Dilihat dari aspek tujuan objek dakwah ada
empat tujuan yang meliputi: tujuan perorangan, tujuan untuk keluarga, tujuan
untuk masyarakat, dan tujuan manusia sedunia. Sedangkan tujuan dakwah dilihat
dari aspek materi, menurut Masyhur Amin ada tiga tujuan yang meliput: Pertama,
tujuan akidah, yaitu tertanamnya akidah yang mantap bagi tiap-tiap manusia. Kedua,
tujuan hukum, aktivitas dakwah bertujuan terbentuknya umat manusia yang
mematuhi hukum-hukum yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Ketiga,
tujuan akhlak, yaitu terwujudnya pribadi muslim yang berbudi luhur dan
berakhlakul karimah.
f. Penutup
Pada pembahasan ini adapun Objek/sasaran dakwah atau disebut dengan Mad'u adalah orang
yang menjadi sasaran dakwah, yaitu semua manusia tanpa pandang buluh. Sasaran dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam
pun tak terbatas hanya pada orang-orang yang gemar mendatangi masjid ataupun
majelis taklim. Seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang jarang
pergi ke masjid maupun majelis taklim, juga merupakan sasaran dakwah.
SUMBER RUJUKAN
Kementrian Agama
RI, Syaamil al-Qur’an: 2010. Miracle The Reference, 22 Keunggulan Yang
Memudahkan dalam 1 al-Qur’an Dengan Referensi yang Sahih, Lengkap, dan
Komprehensif (Bandung: Sygma Publishing).
M.Munir & Wahyu Ilahi 2012, Manajemen
Dakwah, Jakarta : Prenada Media
Muhamad Sulthon. 2003. Desain Ilmu
Dakwah. Pustaka Pelajar. Semarang.
Acep Aripudin , 2011. Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: Rajawali Pers,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar