Selasa, 19 Juni 2018

RENUNGAN DIRI


SUNARDIN



AMBILAH DUNIA JANGAN TINGGALKAN AKHIRAT

Berbicara persoalan kehidupan, tidak dapat dilepaskan dengan harta, tahta, dan wanita, bahkan, orang menyatakan ketiganya harta, jabatan, dan wanita sebagai kesenangan dunia.
Andai saja tiga hal tersebut tidak ada dan tidak menjadi primadona hidup, maka disatu sisi penjara-penjara akan sepi penghuninya, dan neraka tidak akan dipenuhi manusia-manusia rakus, tamak, iri, dengki, dan bakhil terhadap kenikmatan duniawi. Bukankah terjadinya perang, pembunuhan, pemerasan, pemerkosaan, kecurangan, penipuan. korupsi dan berbagai fitnah, sering dipicu oleh perebutan tiga hal tersebut.
Disisi lain, seandainya harta,wanita, dan tahta tidak ada, niscaya sejarah manusia akan punah, perdaban tidak berubah, dunia ini tidak tertata, hidup tidak indah, dan surgapun akan sepi dari orang yang penyantun.
Al Qur an menginformasikan bahwa secara fitrah setiap orang berpotensi untuk condong dan berselera mencintai wanita,tahta, dan jabatan. Allah berfirman (QS. Al Imran:14).

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternakdan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Bahkan Nabi SAW, menjelaskan bahwa kebanyakan manusia menginginkan yang lebih banyak daripada apa yang telah diterima. Seandainya sudah  punya sepeda motor, tentu ingin punya mobil, seandainya sudah punya mobil, tentu ingin punya pesawat, seandainya sudah jadi guru, tentu ingin jadi kepala sekolah, seandainya sudah dapat gaji satu juta, tentu ingin lima juta dll.
Ibnu Zubair berkata, wahai manusia, sesungguhnya Nabi SAW, bersabda.
Seandainya anak adam itu diberi sebuah lembah yang penuh dengan emas, niscaya ia menginginkan yang kedua. Seandainya dia diberi dua lembah, niscaya ia menginginkan yang ketiga. Tidak ada yang dapat memenuhi perut anak adam kecuali tanah, dan Allah mangampuni dosa-dosa orang-orang yang bertaubat
Harta sangat memikat, wanita sangat mempesona, dan tahta sangat menggoda bagi siapapun yang menginginkannya dengan penuh ambisi. Ketiganya dapat membawa pada petaka dan celaka, tetapi juga dapat menjadi jembatan emas, yang menggabungkan kepada kesejahteraan dan kebahagiaan sejati, tergantung bagaima kita menyikapinya.
Bapak/Ibu hadirin.................
Secara garis besar ada dua kelompok manusia dalam menyikapi kenikmatan duniawi, yaitu.
1.    Kenikmatan dunia sebagai Ghayah (Tujuan)
            Mereka yang memilih dan menetapkan bahwa peraihan sukses dunia, baik berupa harta melimpah, istri cantik dan menawan, maupu tahta yang tinggi penuh misteri menjadi ghayah (tujuan) berarti ia telah berhasil mengambil dan membangun lumbung dunianya, tetapi menghancurkan akhiratnya, kalau mata dan hatinya telah fokus memandang dunia sebagai tujuan. Maka Allah akan memberikan balasan semua pekerjaannya dengan sempurna didunia, tetapi di akhirat tidak mendapatkan apa-apa, kecuali neraka yang panas membara, bahkan sia-sialah yang mereka kerjakan dunia.

Allah berfirman dalam surah hud:15-16.
           
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka dan sia-sialah disana apa yang mereka usahakan ketika hidupnya didunia dan terhapuslah apa yang mereka kerjakan

Ketahuilah,sesungguhnya kehiduapan dunia itu  hanyalah permainan dan senda gurauan
Kebiasaaan hidup yang ditampilkan adalah selalu mengambil jalan pintas, dalam teori Machiavelli, menyebutkan, mengahalalkan segala cara, asalkan tujuan materi tercapai. mereka mengabaikan martabat demi sesuap nasi, mereka menggadaikan keyakinan demi wanita tercinta, mereka meremehkan idiolagi demi sebuah posisi.
Mentalnya telah diracuni sifat tamak, rakus, serakah, dan culas, terhadap kehidupan serta terobsesi agar cepat meraih kekayaan materi. Namun demikian, dalam hatinya ada ketakutan yang sangat terhadap kematian, sebab jika kematian datang maka mereka akan berpisah dengan, harta, wanita, dan jabatan.
Bagi mereka hidup didunia adalah kebebasan tanpa batas, semau gue, tanpa nilai, dan tanpa norma, hidupnya seperti binatang. (Allah berfirman Muhammad:12). “Sesungguhnya, Allah akan memasukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Dan orang yang kafir menikmati kesenangan dunia dan mereka makan seperti hewan, dan nerakalah tempat tinggal mereka

B. Kenikmatan Dunia Sebagai Wasilah (Jembatan)

Jika kenikmatan dunia diyakini sebagai wasilah atau jembatan menuju kehidupan yang hakiki, maka harta, wanita, dan tahta tidak dapat mengikat, menjerat, dan memperbudak hatinya. Seluruh nikmat yang diterima akan diletakkan sebagai penunjang keberhasilan ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT. Semakin kekayaan melimpah maka kedermawanan bertambah, semakin umur bertambah, maka meningkatlah ibadah. Dan semakin meningkat ilmu meningkat pula dalam berguru dan menyebarkan kebaikan amal yang shaleh.
Abu Hurairah, menuturkan dalan sebuah hadits Qudsi, Rasulullah bersabda” Allah berfirman “Aku sediakan bagi hamba-hambaku yang shaleh berbagai kenikmatan, yang mana mata belum pernah melihatnya, telinga belum pernah mendengarnya, dan hati belum pernah membayangkannya....”   
Inilah gambaran kenikmatan yang akan diberi kepada orang-orang yang telah memenangkan berbagai persaingan hidup. cara pandang seperti itu akan menampilkan sikap hidup yang tidak malas, tidak rakus, tidak tamak, dan tidak culas dalam menyikapi kehidupan. Perbuatan sederhana apapun diyakini akan membawa dampak tertentu, yang tentunya akan mendapatkan balasan sesuai bobot atau kualitas perbuatannya.


Inilah model hidup juhud yang telah dicontohkan oleh sahabat-sahabat Nabi sehingga menjadikan mereka orang-orang yang dihormati pada masa itu hingga hari ini nama-nama mereka terus disebut-sebut.
Inilah rahasia pemungkas agar kita dicintai Allah dan dicintai sesama manusia. disebutkan dalam sebuha hadist
Telah datang seseorang kepada Rasulullah dan bertanya, Wahai Rasulullah, Tunjukan kepada kami sesuatu amalan yang jika aku laksanakan Allah akan mencintaiku dan manusia mencintaku pula’ Rasulullah menjawab, “berzuhudlah kamu dalam urusan dunia, maka Allah mencintaimu, dan berzuhudlah kamu pada apa-apa yang ada ditangan manusia, maka manusia mencintaimu””.
Sebagai penutup khotbah ini, marilah kita bersyukur atas segala kenikmatan yang ada ditangan kita dan kenikmatan yang ada dihadapan kita. (Q.S. Ibrahim:7).

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".